Remaja Dengan(십대와 함께)란 무엇입니까?
Remaja Dengan 십대와 함께 - Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan kesadaran diri remaja sebagai upaya pencegahan pernikahan usia dini yang diterapkan pada 32 remaja dengan metode penyuluhan. [1] Kesimpulan yang dapat diambil adalah berdasarkan tingkat pengetahuan tentang pengertian kehamilan remaja dengan kategori baik sejumlah 32 siswi (61%), kategori cukup sejumlah 15 siswi (29%), dan kategori kurang sejumlah 5 siswi (10%. [2] Remaja dengan kelekatan aman bersama orang tua, kecil kemungkinan untuk melakukan perilaku bermasalah. [3] Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan asertivitas terhadap kepercayaan diri pada remaja dengan orangtua bercerai. [4] Tulisan ini juga akan memperlihatkan bagaimana cara dalam mencegah kekerasan antar remaja dengan mengedepankan sekaligus menerapkan keramahtamahan (hospitalitas). [5] Dari survei di lapangan yang dilakukan oleh peneliti pada Bulan Maret Tahun 2020 di lembaga Pemasyarakatan Kabupaten Rokan Hulu, pada Tahun 2018 remaja yang tersangkut masalah napza ada 4 orang, sedangkan pada Tahun 2019 terdapat 18 orang remaja (berkisar umur 13-19 tahun) yang ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa kepribadian dan kehidupan sosial remaja dengan orang tua dan teman pergaulannya bagi penyalahguna napza di Lembaga pemasyarakatan Kelas II B Kabupaten Rokan Hulu tahun 2020. [6] Tujuan untuk mengetahui hubungan sikap remaja dengan pemanfaatan PIK-R pada remaja. [7] Program ini menggunakan desain eksperimen dengan melakukan pre-test dan post-test pada remaja dengan rentang usia 16-23 tahun. [8] Partisipan penelitian berjumlah 56 remaja dengan rentang usia 14 sampai 19 tahun, diambil secara purposive. [9] Resiliensi berpengaruh secara positif terhadap SWB pada remaja dengan stress akademik rendah (β=. [10] Melakukan studi kasus permasalahan yang dialami pada ibu remaja dengan pernikahan dini dalam pencapaian pemberian ASI Eksklusif menggunakan analisis fenomenologi dengan melibatkan anggota keluarga. [11] 807 remaja dengan usia 15 – 19 tahun pernah hamil dan yang sedang hamil pada tahun pengambilan data tercatat sebanyak 2. [12] kader konseling Sahabat merupakan intervensi yang efektif dalam merubah perilaku merokok remaja dengan menggunakan tahapan berhenti merokok. [13] Sehingga hal ini merupakan tugas bersama bagi para orang tua dan masyarakat dalam mendidik para remaja dengan sebaik-baiknya baik dalam bidang agama dan pendidikan agar para remaja kita terhindar dari perbuatan menyimpang tersebut. [14] Kedua, Intensitas interaksi remaja dengan teman sebaya penggunaan pil zenith. [15] Kesimpulan dari kajian literatur yang telah dilakukan diketahui bahwa intervensi psikososial yang dapat dilaksanakan pada remaja dengan gangguan bipolar dan juga kepada keluarga pendamping remaja dengan gangguan bipolar yaitu dengan memberikan psikoedukasi ( Psychoeducational ), cognitive behavioral therapy (CBT), family-focused therapy (FFT), Dialectical Behavior Therapy (DBT) Family Focused Therapy , Dialectical Behavior Therapy serta Brief Motivational Intervention. [16] , 2013), Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan kehamilan remaja dengan komplikasi kehamilan dan persalinan. [17] Saran : hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi dasar bagi masyarakat dan orang tua agar lebih memperhatikan perilaku remaja dengan smartphone yang berlebihan yang dapat mempengaruhi kontrol diri pada remaja. [18] Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan antara faktor resiko dengan faktor prediktor faktor preventif diabetes mellitus pada remaja dengan nilai P 0,05 yakni 0,042. [19] Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari dukungan sosial dan harapan dengan resiliensi pada remaja dengan latar belakang keluarga bercerai. [20] Populasinya semua remaja di Desa Sumberporong Kecamatan Lawang – Malang berjumlah 66 remaja, sampelnya berjumlah 57 remaja dengan tehnik Simple Random Sampling. [21] Hasil uji statistik diperoleh nilai X hitung (13,63) lebih besar dari X tabel (3,841) maka disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang kebutuhan gizi remaja dengan kadar hemoglobin. [22] Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan kepada remaja dengan kegiatan diskusi, tutor sebaya, dan roleplay untuk mengubah persepsi dan meningkatkan empati terhadap IBK. [23] Abstrak Perilaku agresif merupakan karakteristik utama pada remaja dengan disabilitas intelektual ringan karena ketidakmampuan mereka untuk menggunakan komunikasi verbal secara efektif untuk mengungkapkan kebutuhannya. [24] Kesimpulan: Perawat dapat memberikan edukasi terkait kecemasan yang dialami remaja dengan bullying, sekolah diharapkan dapat memberikan bimbingan konseling kepada siswa yang menjadi korban dan pelaku bullying, dan bagi keluarga khususnya orang tua diharapkan dapat meningkat. [25] Salah satu cara untuk menanggulangi anemia remaja dengan melakukan fortifikasi makanan berupa snack dan cookies. [26] Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran serta mengetahui perbedaan regulasi emosi ditinjau dari jenis kelamin dan rentang usia pada remaja dengan orangtua bercerai di Kota Malang. [27] Remaja dengan pengetahuan baik sebanyak 36 orang (25,4%) dan kurang sebanyak 14 orang (9,8%), Pengetahuan Remaja Berdasarkan Umur, remaja awal (10-12 tahun) 8 orang memiliki pengetahuan baik (25%), pengetahuan cukup sebanyak 22 orang (68,75%), pengetahuan kurang sebanyak 2 orang (6,25%). [28] Tidak ada perbedaan antara masalah mental emosional dan karakteristik pasien remaja dengan talasemia mayor. [29] Gangguan haid akibat dismenore primer sering timbul pada usia remaja dengan prevalensi kejadian 89,5%. [30] Menurut Permenkes RI Nomor 25 tahun 2014,remaja adalah penduduk denganrentang usiaantara10-18 tahun sedangkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) mendefinisikan remaja dengan rentang usia 10-24 tahun dengan status belum menikah. [31] Hasil: Konsep diri remaja dengan kriteria positif 31 orang (93. [32] Hasil uji chi square didapatkan hubungan yang signifikan antara kontrol sosial dengan perilaku agresif pada remaja dengan nilai p value 0,001. [33] Adapun focus pada pengabdian ini yaitu bagaimana mengelola pola asuh anak dan remaja dengan tujuan untuk mengetahui manajemen pola asuh anak dan remaja yang baik dan benar. [34] Hasil: Sebagian besar responden mengungkapkan bahwa peran orang tua pada kehamilan yang dialami oleh remaja dengan kasus KTD yaitu dengan mengantarkan atau mendampingi anak remajanya pada saat periksa ke tenaga kesehatan (bidan), mengingatkan agar tidak lupa untuk meminum vitamin atau obat yang diberikan oleh bidan. [35] Kecemasan rmoral remaja dipengaruhi oleh tingkat religiusitas remaja, jika remaja dengan religiusitas sedang cenderung tinggi akan memiliki kecemasan moral yang tinggi pula. [36] Abstrak Latar belakang: COVID-19 merupakan salah satu penyakit menular berbahaya menyerang semua orang, termasuk remaja dengan tingkat imunitas rendah. [37] Partisipan penelitian berjumlah 84 orang tua yang memiliki anak seorang remaja dengan rentang usia 15 sampai 24 tahun. [38] Kriteria inklusi dalam studi literature ini antara lain remaja dengan usia 10 – 18 tahun, faktor pengetahuan, sikap, nilai, pendidikan seksual, keluarga, teman sebaya dan guru menggunakan desain studi randomized controlled trial, cross-sectional study, mixed-method design, grounded-theory design, school-based survey, retrospective study, qualitative study, quasi-experimental design dengan artikel berbahasa inggris dan tahun terbit 2016 – 2020. [39] Responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 53 remaja dengan tehnik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh. [40] Pendampingan Kesehatan remaja melalui pembentukan Pojok Kesehatan Remaja diharapkan dapat meningkatkan antusiasme remaja khsusunya di sekolah dalam memperoleh informasi yang benar dan melakukan konsultasi Kesehatan remaja dengan nyaman. [41] Metode: Metode yang digunakan pembentukan kader remaja peduli kesehatan reproduksi, pemberian materi, pendampingan kader remaja, pendampingan unit kesehatan sekolah Hasil: Pada saat melaksanakan pertemuan dan anggota dapat menyampaikan informasi tentang kesehatan reproduksi remaja dengan baik dan mendapat respon dari peserta serta peserta dapat memahami informasi yang disampaikan dengan dapat mengulang kembali informasi yang sudah disampaikan. [42] Peneliti merekomendasikan peran institusi pendidikan mengembangkan daya kreativitas remaja dengan menggunakan kemampuan kognitif untuk meningkatkan kecerdasan intelektual agar terhindar dari perilaku seksual berisiko. [43] Karakteristik orang tua, tugas perkembangan keluarga, pola asuh yang dijalani, kompleksitas dinamika perubahan yang terjadi pada remaja, konflik yang terjadi antara remaja dengan orangtua dan konflik remaja dengan teman sebaya, serta tantangan orangtua dalam membimbing remaja dalam bidang akademik dan pendidikan seksualitas adalah faktor-faktor yang ikut memberikan kontribusi dalam pembentukan karakter sebagai outcomes dari remaja. [44] Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial terhadap subjective well-being pada remaja dengan perceraian orang tua di kota Bandung. [45] Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan menggunakan penelitian retrospektif, dengan teknik pengambilan sampel adalah snowball sampling sebanyak 29 remaja dengan kehamilan yang tidak diinginkan. [46] Permasalahan yang di angkat oleh peneliti ialah pengalaman menikah pada perempuan di usia remaja dengan berbagai dampak yang di timbulkan dari pernikahan yang dijalani. [47] Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan self compassion pada remaja dengan orang tua bercerai. [48] Pemahaman melalui edukasi pada tenaga kesehatan khususnya perawat yang ada dipelayanan primer memiliki peran penting dalam meningkatkan peran serta tenaga kesehatan menjaga kesehatan jiwa masyarakat yang ada dilingkungan sekolah khususnya remaja dengan cara mengedukasi secara rutin dan mendampingi sekolah. [49] Artikel ini membahas tentang hubungan antara proses perkembangan psikologis individu pada tahap remaja dengan kenakalan remaja khususnya tawuran. [50]본 봉사활동은 청소년 32명에게 상담기법을 적용한 조혼방지 노력으로 청소년의 지식과 태도, 자아의식을 함양하는 것을 목적으로 한다. [1] 도출할 수 있는 결론은 십대 임신의 정의에 대한 지식 수준에 기초하여 양호 범주는 32명(61%), 충분 범주는 15명(29%), 불량 범주는 5명( 10%. [2] 부모에게 안정적인 애착을 가진 청소년은 문제 행동을 할 가능성이 적습니다. [3] 본 연구는 이혼한 부모를 둔 청소년의 자기확신 훈련이 자기 확신에 미치는 영향을 알아보는 것을 목적으로 한다. [4] 이 논문은 또한 환대(hospitality)를 장려하고 시행함으로써 청소년 간의 폭력을 예방하는 방법을 보여줄 것입니다. [5] 2020년 3월 Rokan Hulu 지역 교도소에서 연구원들이 실시한 현장 조사에 따르면 2018년에는 마약 문제에 연루된 청소년이 4명, 2019년에는 18명의 청소년(13-19세)이 구금되었습니다. 본 연구의 목적은 2020년 로칸훌루군 2급 B형 교도소에서 약물 남용자에 대한 부모, 친구와 함께 청소년의 성격과 사회생활을 분석하는 것이다. [6] 이 연구의 목적은 청소년의 태도와 청소년의 PIK-R 사용 사이의 관계를 파악하는 것이었습니다. [7] 이 프로그램은 16-23세의 청소년을 대상으로 사전 테스트와 사후 테스트를 수행하여 실험적인 디자인을 사용합니다. [8] 연구 참가자는 14세에서 19세 사이의 청소년 56명으로 의도적으로 촬영되었습니다. [9] nan [10] nan [11] 자료수집연도에 임신한 적이 있는 15-19세 청소년 807명을 2명으로 기록하였다. [12] 친구상담간부는 금연단계를 이용하여 청소년의 흡연행태를 변화시키는데 효과적인 중재이다. [13] 이는 우리 청소년들이 이러한 일탈 행위로부터 보호될 수 있도록 종교와 교육 분야에서 가능한 한 청소년 교육에 있어 부모와 지역 사회의 공동 과업이 되기를 바랍니다. [14] nan [15] 그간 수행된 문헌 검토의 결론은 양극성 장애 청소년 및 양극성 장애 청소년의 동반 가족을 위해 수행할 수 있는 심리사회적 중재는 심리교육적(Psychoeducational), 인지 행동 치료를 제공하는 것으로 알려져 있습니다. (CBT), 가족 중심 치료(FFT), 변증법적 행동 치료(DBT) 가족 중심 치료, 변증법적 행동 치료 및 간단한 동기 부여 개입. [16] , 2013), 본 연구는 10대 임신과 임신 및 출산 합병증의 관계를 밝히는 것을 목적으로 한다. [17] 제언: 본 연구의 결과는 청소년의 자제력에 영향을 미칠 수 있는 과도한 스마트폰을 사용하는 청소년의 행동에 지역사회와 부모가 더욱 주의를 기울이는 기반이 되기를 기대한다. [18] 결과는 P값이 0.05, 즉 0.042인 청소년에서 당뇨병의 위험인자와 예방인자의 예측인자 사이에 상관관계가 있음을 보여주었다. [19] nan [20] 인구는 Lawang District - Malang의 Sumberporong Village에 있는 모든 십대로 총 66명의 십대이며 표본은 단순 무작위 샘플링 기법을 사용하는 57명의 십대입니다. [21] 통계적 검정 결과 X count(13.63)의 값이 X table(3.841)보다 크게 나타나 청소년의 영양요구량에 대한 지식과 헤모글로빈 수치 사이에 상관관계가 있는 것으로 결론지었다. [22] 이 사회봉사활동은 기업은행에 대한 인식의 변화와 공감대를 높이기 위해 토론 활동, 또래 과외, 역할극을 통해 청소년을 대상으로 진행됩니다. [23] nan [24] nan [25] 청소년기 빈혈을 치료하는 한 가지 방법은 간식과 쿠키 형태로 음식을 강화하는 것입니다. [26] 본 연구는 말랑시에서 이혼한 부모가 있는 청소년의 성별과 연령에 따른 감정조절의 차이를 기술하고 그 차이를 규명하는 것을 목적으로 한다. [27] 선지식을 가진 청소년 36명(25.4%) 이하 14명(9.8%), 지식기반 청소년, 10대 초반(10~12세) 8명 선지식(25%), 충분 지식 22명(68.75%), 지식 부족 2명(6.25%). [28] nan [29] 원발성 월경곤란증으로 인한 월경 장애는 89.5%의 유병률로 청소년에서 흔히 발생합니다. [30] nan [31] nan [32] 카이제곱 검정 결과, p값이 0.001인 청소년의 사회적 통제와 공격적 행동 사이에 유의한 관계가 있음을 발견했습니다. [33] 이 서비스의 초점은 아동 및 청소년 양육의 정확하고 올바른 관리를 아는 것을 목표로 아동 및 청소년 양육을 관리하는 방법입니다. [34] 결과: 대부분의 응답자는 KTD 증례 청소년이 경험하는 임신 중 부모의 역할은 보건종사자(조산사)와 진찰할 때 청소년 자녀를 동반하거나 동반하여 보건소에서 제공하는 비타민이나 약물 복용을 잊지 않도록 상기시키는 것이라고 밝혔습니다. 산파. [35] nan [36] 추상적인 배경: COVID-19는 면역력이 약한 청소년을 포함하여 모든 사람을 공격하는 위험한 전염병입니다. [37] nan [38] 이 문헌 연구의 포함 기준은 10-18세 청소년, 지식, 태도, 가치, 성교육, 가족, 동료 및 교사를 포함하며 무작위 대조 시험 연구 설계, 횡단면 연구, 혼합 방법 설계, 근거 - 이론 디자인, 학교 기반 설문 조사, 회고적 연구, 질적 연구, 영어로 된 기사와 2016 – 2020년 출판 연도의 준 실험 디자인.