Anak Retardasi(지체 아동)란 무엇입니까?
Anak Retardasi 지체 아동 - Siswa-siswi dengan karakteristik Sindrom Down dari 111 anak retardasi mental yang mencakup kelas TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB di SLB Negeri Semarang periode Juli 2007 – Juni 2008 dilakukan pemeriksaan klinik terbatas, pemeriksaan sitogenetik, analisis kromosom, dan wawancara terhadap orang tua siswa Hasil: Penelitian dilakukan pada 24 (21,62 %) anak yang dicurigai Sindrom Down dari 111 anak retardasi mental di SLB Negeri Semarang periode Juli 2007 - Juni 2008. [1] Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh intervensi Picture Plus Discussion (PPD) dalam meningkatkan kemampuan pemahaman bacaan anak retardasi mental ringan. [2] Anak retardasi mental juga perlu mendapatkan penanganan khusus dengan melibatkan orang tua dalam mendampingi selama di rumah antara lain melatih memotong kuku pada anak retardasi mental. [3] Tujuan: Tujuan penelitian adalah mengetahui adakah hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku ibu menghadapi anak retardasi mental. [4] Tujuan penelitian ini hubungan pengetahuan dan pola asuh orang tua dengan kemampuan anak retardasi mental dalam perawatan diri di SLB Negeri 2 Padang. [5] Meskipun ditemukan bahwa stres yang dialami tergolong ringan, orang tua dengan anak retardasi mental masih membutuhkan dukungan dari lingkungan untuk dapat memberikan pengasuhan yang tepat untuk anaknya. [6] Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kemandirian anak retardasi mental di SLB Negeri Semarang. [7] Kriteria inklusi subyek yaitu orang tua dari pasien anak retardasi mental yang pernah atau sedang menjalani terapi dan dianalisis menggunakan analisa univariat, analisa ini digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. [8] Hambatan kognitif dan fungsi adaptif pada anak retardasi mental menjadi stressor bagi orangtua, karena dalam perawatannya perlu penanganan khusus. [9] Orang tua dari anak retardasi mental menghadapi tantangan yang menempatkan mereka pada risiko stres tingkat tinggi. [10] Sampel dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak retardasi mental ringan-sedang usia 6-13 tahun yang berjumlah 40 responden. [11]2007년 7월부터 2008년 6월까지 SLB Negeri Semarang에서 TKLB, SDLB, SMPLB 및 SMALB 수업을 포함한 111명의 정신지체 아동으로부터 다운증후군 특성을 가진 학생을 대상으로 제한적 임상검사, 세포유전학적 검사, 염색체 분석 및 학생 학부모 면담을 실시했습니다. . 결과: SLB Negeri Semarang에서 2007년 7월부터 2008년 6월까지 정신지체 아동 111명 중 다운증후군이 의심되는 아동 24명(21.62%)을 대상으로 연구를 수행했습니다. [1] 본 연구의 목적은 경증 정신지체 아동의 독해 능력 향상에 PPD(Picture Plus Discussion) 중재가 미치는 영향을 알아보는 것이었습니다. [2] 정신 지체 아동은 또한 정신 지체 아동의 손톱 자르기 훈련을 포함하여 집에 있는 동안 보호자를 동반하여 특별한 치료를 받아야 합니다. [3] 목적: 본 연구의 목적은 정신지체 아동을 대하는 어머니의 행동과 지식과 태도 사이에 관계가 있는지 알아보는 것이다. [4] 본 연구의 목적은 SLB 네게리 2파당에서 정신지체 아동의 자기관리 능력이 있는 부모의 지식과 양육패턴과의 관계이다. [5] 경험한 스트레스는 비교적 경미한 것으로 나타났지만, 정신지체 자녀를 둔 부모는 자녀를 적절하게 보살피기 위해 여전히 환경의 지원이 필요했습니다. [6] 본 연구의 목적은 SLB Negeri Semarang에서 정신지체 아동의 가족지지와 독립성 수준 간의 관계를 파악하는 것이다. [7] 연구대상자 선정기준은 치료를 받았거나 받고 있는 정신지체 아동의 부모로 일변량 분석을 통해 분석하였으며, 이를 이용하여 빈도분포를 결정하고 각 연구변수의 특성을 설명 또는 기술하였다. [8] 정신지체 아동의 인지 장벽과 적응 기능은 부모에게 스트레스 요인이 됩니다. 왜냐하면 그들의 치료에는 특별한 취급이 필요하기 때문입니다. [9] 정신 지체 아동의 부모는 스트레스를 받을 위험이 높은 어려움에 직면합니다. [10] 이 연구의 표본은 6-13세의 경도 중등도 정신 지체 아동이 있는 부모로 총 40명의 응답자입니다. [11]
Pada Anak Retardasi
Anak retardasi mental juga perlu mendapatkan penanganan khusus dengan melibatkan orang tua dalam mendampingi selama di rumah antara lain melatih memotong kuku pada anak retardasi mental. [1] Hambatan kognitif dan fungsi adaptif pada anak retardasi mental menjadi stressor bagi orangtua, karena dalam perawatannya perlu penanganan khusus. [2]정신 지체 아동은 또한 정신 지체 아동의 손톱 자르기 훈련을 포함하여 집에 있는 동안 보호자를 동반하여 특별한 치료를 받아야 합니다. [1] 정신지체 아동의 인지 장벽과 적응 기능은 부모에게 스트레스 요인이 됩니다. 왜냐하면 그들의 치료에는 특별한 취급이 필요하기 때문입니다. [2]
anak retardasi mental 정신지체 아동
Siswa-siswi dengan karakteristik Sindrom Down dari 111 anak retardasi mental yang mencakup kelas TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB di SLB Negeri Semarang periode Juli 2007 – Juni 2008 dilakukan pemeriksaan klinik terbatas, pemeriksaan sitogenetik, analisis kromosom, dan wawancara terhadap orang tua siswa Hasil: Penelitian dilakukan pada 24 (21,62 %) anak yang dicurigai Sindrom Down dari 111 anak retardasi mental di SLB Negeri Semarang periode Juli 2007 - Juni 2008. [1] Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh intervensi Picture Plus Discussion (PPD) dalam meningkatkan kemampuan pemahaman bacaan anak retardasi mental ringan. [2] Anak retardasi mental juga perlu mendapatkan penanganan khusus dengan melibatkan orang tua dalam mendampingi selama di rumah antara lain melatih memotong kuku pada anak retardasi mental. [3] Tujuan: Tujuan penelitian adalah mengetahui adakah hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku ibu menghadapi anak retardasi mental. [4] Tujuan penelitian ini hubungan pengetahuan dan pola asuh orang tua dengan kemampuan anak retardasi mental dalam perawatan diri di SLB Negeri 2 Padang. [5] Meskipun ditemukan bahwa stres yang dialami tergolong ringan, orang tua dengan anak retardasi mental masih membutuhkan dukungan dari lingkungan untuk dapat memberikan pengasuhan yang tepat untuk anaknya. [6] Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kemandirian anak retardasi mental di SLB Negeri Semarang. [7] Kriteria inklusi subyek yaitu orang tua dari pasien anak retardasi mental yang pernah atau sedang menjalani terapi dan dianalisis menggunakan analisa univariat, analisa ini digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. [8] Hambatan kognitif dan fungsi adaptif pada anak retardasi mental menjadi stressor bagi orangtua, karena dalam perawatannya perlu penanganan khusus. [9] Orang tua dari anak retardasi mental menghadapi tantangan yang menempatkan mereka pada risiko stres tingkat tinggi. [10] Sampel dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak retardasi mental ringan-sedang usia 6-13 tahun yang berjumlah 40 responden. [11]2007년 7월부터 2008년 6월까지 SLB Negeri Semarang에서 TKLB, SDLB, SMPLB 및 SMALB 수업을 포함한 111명의 정신지체 아동으로부터 다운증후군 특성을 가진 학생을 대상으로 제한적 임상검사, 세포유전학적 검사, 염색체 분석 및 학생 학부모 면담을 실시했습니다. . 결과: SLB Negeri Semarang에서 2007년 7월부터 2008년 6월까지 정신지체 아동 111명 중 다운증후군이 의심되는 아동 24명(21.62%)을 대상으로 연구를 수행했습니다. [1] 본 연구의 목적은 경증 정신지체 아동의 독해 능력 향상에 PPD(Picture Plus Discussion) 중재가 미치는 영향을 알아보는 것이었습니다. [2] 정신 지체 아동은 또한 정신 지체 아동의 손톱 자르기 훈련을 포함하여 집에 있는 동안 보호자를 동반하여 특별한 치료를 받아야 합니다. [3] 목적: 본 연구의 목적은 정신지체 아동을 대하는 어머니의 행동과 지식과 태도 사이에 관계가 있는지 알아보는 것이다. [4] 본 연구의 목적은 SLB 네게리 2파당에서 정신지체 아동의 자기관리 능력이 있는 부모의 지식과 양육패턴과의 관계이다. [5] 경험한 스트레스는 비교적 경미한 것으로 나타났지만, 정신지체 자녀를 둔 부모는 자녀를 적절하게 보살피기 위해 여전히 환경의 지원이 필요했습니다. [6] 본 연구의 목적은 SLB Negeri Semarang에서 정신지체 아동의 가족지지와 독립성 수준 간의 관계를 파악하는 것이다. [7] 연구대상자 선정기준은 치료를 받았거나 받고 있는 정신지체 아동의 부모로 일변량 분석을 통해 분석하였으며, 이를 이용하여 빈도분포를 결정하고 각 연구변수의 특성을 설명 또는 기술하였다. [8] 정신지체 아동의 인지 장벽과 적응 기능은 부모에게 스트레스 요인이 됩니다. 왜냐하면 그들의 치료에는 특별한 취급이 필요하기 때문입니다. [9] 정신 지체 아동의 부모는 스트레스를 받을 위험이 높은 어려움에 직면합니다. [10] 이 연구의 표본은 6-13세의 경도 중등도 정신 지체 아동이 있는 부모로 총 40명의 응답자입니다. [11]